1.3.10

PESTA PERNIKAHAN MASYARAKAT SUKU DANI YANG MENDIAMI WILAYAH LEMBAH BALIEM


PESTA PERNIKAHAN MASYARAKAT SUKU DANI YANG MENDIAMI WILAYAH LEMBAH BALIEM
(sebuah cerita singkat untuk mengenal Pernikahan Adat yang dilakukan oleh Masyarakat Suku Dani yang mendiami daerah Lembah Baliem).

Pesta pernikahan di kenal dengan sebutan He Yerogo(Pernikahan masal)/Pesta Mawe. Pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat Dani yang mendiami wilayah Lembah baliem ini dilakukan oleh beberapa pasangan pengantin secara bersamaan. Pada umumnya dalam pernikahan pihak Laki-laki(Pria) melamar ke pihak perempuan (Wanita), namun untuk pernikahan yang biasanya dilakukan oleh suku Dani, akan diawali dari pihak keluarga Wanita. Prosesi pernikahan akan dimulai bila pada suatu perkampungan yang telah disepakati untuk melakukan suatu pernikahan, hal ini akan dilihat dari jumlah anak gadis yang telah mencapai umur dewasa, biasanya 5-10 orang pengantin Wanita yang disiapkan.
Setelah para pengantin Wanita ini dimasukan dalam Hunila .Para pengantin wanita ini didudukan secara berjejeran dan dipakaikan noken oleh sanak saudaranya masing-masing.
Orang Tua/Kepala Suku yang berkuasa akan menanyakan kepada para pengantin nama calon pasangan Prianya. Namun biasanya para pengantin wanita ini akan diserahkan langsung oleh keluarga/ orang tua si mempelai Wanita kepada Kepala Suku/Orang yang dipandang berkuasa dan dihormati untuk dinikahi(pernikahan dilakukan secara pemaksaan tanpa adanya rasa suka/sayang).
Selanjutnya keluarga Wanita akan mengutus utusan dengan membawa Wam El kepada pihak laki-laki atau pengantin Pria yang telah disebutkan namanya oleh pengantin perempuan. BIla minangan pihak perempuan ini diterima oleh pihak laki-laki/Mempelai Pria maka mereka akan membalas mengirimkan wam el dengan menyiapkan etai/nyanyian tarian untuk menjemput dan menyambut kehadiran mempelai wanita.
Mas kawin yang digunakan berupa hewan peliharaan Babi, Noken dan ye , yang akan diserahkan sebelum/bersamaan/sesudah penjemputan mempelai wanita sesuai dengan kesepakatan kedua pihak mempelai Pria maupun Wanita. Jumlah banyaknya Mas kawin ditentukan oleh orang tua serta dari pihak om2(adik2 ibu mempelai perempuan). Peranan Om-om biasanya sangat dominan dalam penetuan mas kawin hingga pembagian mas kawin yang diterima.
Setelah semua prosesi dilakukan, Pihak mempelai Pria akan menjemput mempelai Wanita dengan diiringi tarian, dan lagu-lagu(etamei) yang dinyayikan sepanjang jalan hingga pada saat penjemputan. Pada saat pelepasan seluruh pengantin akan disejajarkan berdiri dihalaman/Silimo setelah itu pihak keluarga Wanita akan melepaskan anaknya dengan diiringi tangisan/De ene, untuk selanjutnya akandijemput dan dibawa mempelai pria dengan tarian dan nyanyian kegembiraan.

Istilah-Istilah :
Pesta Mawe : Pesta Mawe sendiri merupakan suatu inisiasi upacara tidak hanya untuk melakukan upacara pernikahan pengantin, namun dalam pesta Mawe ini sering dilakukan berbagai upacara adat seperti penghapusan tanah yang dilakukan sebagai tanda berduka pada saat sanak saudara meninggal dan juga pesta pembayaran utang-utang, pembayaran utang disini biasanya berupa pembayaran dalam bentuk pemotongan hewan ternak(Babi) untuk menganti/membayar sumbangan yang pernah diberikan pada saat upacara kematian, sehingga perayaan pesta mawe ini biasanya dapat dilaksanakan selama berminggu-minggu.
Hunila : Ruangan panjang tempat memasak/Dapur
Noken : Kantung yang terbuat dari kulit pohon yang dililit, digunakan untuk mengisi barang/makanan, juga untuk mengisi Bayi sebagai kain gendongan.
Wam El : Hewan(Babi) yang disembelih dan dimasak dengan cara bakar batu.
Ye : Sebuah batu pipih, merupakan batuan beku yang dihiasi ornament, sebagai sebuah benda suci yang disakralkan.
Silimo : merupakan halaman tengah sebuah perkampungan adat masyarakat Suku Dani.
De Ene : Ungkapan perasaan sedih dalam bentuk tangisan, yang keluar dalam bentuk syair/ratapan.

(Created By : Vincent Kosay, Feb,2010)
Sumber : Berdasarkan pengamatan langsung Penulis sejak kecil,pada saat menghadiri prosesi ini dan berdasarkan sumber-sumber informasi yang berasal dari kakek,Orang tua, dan Keluarga Penulis.